Tehnik lighting from darwis triadi


Menciptakan karya foto fashion yang baik, tak hanya bermodalkan model cantik dan peralatan canggih. Akan tetapi, seorang fotografer harus menguasai beberapa teknik. Mulai teknik pemotretan, lighting, komposisi dan strategi pengambilan gambar.
Melihat tren perkembangan dunia fotografi yang mengarah pada digital imaging (DI), saya cenderung untuk tidak melakukannya. Kenapa? Karena saya juga tetap ingin mengambil ciri khas saya. Fotografi itu lighting. Jadi saya akan mencoba meng-capture lighting itu semaksimal mungkin. Kecuali kalau memang tak mungkin dicapai oleh teknik fotografi, baru diperlukan digital imaging. Jadi saya lebih cenderung tidak menggunakan digital imaging.
Untuk in door, saya menggunakan lensa 35 mm, diafragma f/4, speed 1/160 sec, ISO 100, Camera Canon EOS-1Ds Mark II. Ketika pemotretan berlangsung saya menggunakan sistem slide projection. Yaitu: Slide yang ditembakkan ke belakang dan background-nya saya hasilkan dengan slide dari foto-foto saya juga.
Saya menggunakan flash untuk meng-capture obyeknya dengan teknik motion dan moving subject. Jadi modelnya bergerak. Sebab jenis bajunya yang ringan, sangat menarik untuk digerakkan. Bila terkena efek angin akan tampak lebih bagus. Jadi momentumnya adalah,
bagaimana saya meng-capture moment itu setepat mungkin. Karena di dalamnya itu ada ekspresi.
Bicara eksekusi angle dalam setiap pemotretan, semuanya saya yang melakukan. Karena saya yang tahu persis posisi saya, model dan ekspresinya. Jadi kadang-kadang peranan art director, saya gunakan sebelum melakukan pemotretan dan berdiskusi. Mulai dari masalah pakaian, make up, dan stylist. Tetapi pada saat memotret, saya lebih senang menentukan sendiri.
Untuk out door, saya menggunakan lensa180 mm, diafragma f/3.5, speed 1/640 sec, ISO 250 Camera Canon EOS-1Ds Mark II. Karena lokasinya di luar dan karakter temboknya yang sangat klasik dan tua, saya lebih banyak mengkombinasikan komposisinya dengan arsitektur atau background yang ada. Tapi tidak mengurangi baju atau keindahan dari si model.
Mengenai komposisi dan angle juga saya yang menentukan. Biasanyaya, setiap dalam pe-motretan, saya selalu improvisasi dan ada saja kejadian-kejadian yang tidak terduga Misalnya: selendang yang dibentangkan ke atas. Dan ini harus ada dalam setiap memotret. Jadi kita tidak boleh mati ide dan berhenti dengan komposisi yang ada.
Mengenai cahaya, karena cahaya matahari, kita harus peka dengan sinar matahari. Kadangkala, dalam komposisi seperti ini, sinar matahari masuknya dari celah-celah. Inilah yang harus kita antisipasi, agar cahaya yang jatuh ke obyek itu tetap bagus.
Foto ini saya olah secara digital. Aslinya ada dua foto. Yaitu: model dan pemandangan. Setelah dipadukan secara baik di komputer, saya merasa foto ini memberi nuansa eksotis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar